Universitas Muhammadiyah Mamuju

Unggul Berbasis Ecodesign (The Social Entrepreneurship University)

DEWAN MASJID INDONESIA: PILAR KEBANGKITAN SPIRITUAL DI SULAWESI BARAT (Menyambut Pelantikan DMI SULBAR 2024-2029)

Furqan Mawardi
Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Mamuju

Pelantikan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulawesi Barat untuk masa khidmat 2024-2029 merupakan sebuah momentum penting yang tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga harapan bagi kebangkitan spiritual di tengah masyarakat. Di era yang semakin kompleks ini, di mana tantangan sosial, ekonomi, dan budaya kerap kali mengaburkan arah kehidupan beragama, peran masjid sebagai pusat penguatan iman dan komunitas menjadi semakin krusial.

Masjid, sebagai rumah ibadah, seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai tempat sholat. Ia harus menjadi pusat pembelajaran, dialog, dan pemberdayaan. DMI di Sulawesi Barat memiliki peluang besar untuk menghidupkan kembali fungsi-fungsi ini, menjadikannya pilar yang kokoh bagi masyarakat. Dengan mengintegrasikan kegiatan keagamaan dan sosial, masjid dapat menjadi tempat di mana umat berkumpul, saling mendukung, dan berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar.

Salah satu langkah progresif yang dapat diambil oleh DMI adalah meningkatkan kualitas program-program pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada pengembangan karakter. Membangun generasi muda yang tidak hanya paham agama, tetapi juga memiliki keterampilan dan kepedulian sosial yang tinggi adalah sebuah investasi jangka panjang. Dengan menjadikan masjid sebagai lembaga pendidikan yang inklusif, DMI dapat menjembatani kesenjangan pendidikan di masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil.

Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun organisasi masyarakat sipil, sangat penting untuk mewujudkan visi ini. DMI bisa menjadi mediator yang efektif dalam mempertemukan berbagai kepentingan, menciptakan sinergi antara program pemerintah dan inisiatif komunitas. Dengan dukungan yang solid, masjid bisa bertransformasi menjadi pusat inovasi sosial yang memberikan solusi nyata bagi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

Tak kalah pentingnya, DMI juga harus aktif dalam merespons isu-isu aktual yang dihadapi masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Melalui pendekatan yang adaptif dan responsif, masjid dapat menjadi tempat di mana umat berdiskusi, berbagi solusi, dan bergerak bersama untuk kebaikan. Misalnya, mengadakan seminar kesehatan, pelatihan kewirausahaan, atau kampanye lingkungan hidup yang melibatkan semua lapisan masyarakat.

Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulawesi Barat juga tidak hanya dituntut untuk menjalankan fungsi-fungsi tradisional masjid, tetapi juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Dalam konteks ini, penerapan teknologi informasi menjadi langkah strategis yang tidak bisa diabaikan. DMI bisa memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan informasi, mengorganisir kegiatan, serta membangun komunitas virtual yang memperkuat ukhuwah Islamiyah.

Membangun aplikasi atau website yang berisi informasi kegiatan, jadwal kajian, dan program-program sosial bisa mempermudah akses masyarakat terhadap berbagai layanan yang disediakan masjid. Ini tidak hanya akan meningkatkan partisipasi masyarakat, tetapi juga menjadikan masjid sebagai sumber informasi yang kredibel dan terpercaya.

Selanjutnya, DMI harus memprioritaskan program-program yang mendorong keterlibatan kaum perempuan dan anak-anak. Masjid bisa menjadi tempat di mana perempuan tidak hanya sebagai jamaah, tetapi juga sebagai agen perubahan. Dengan menyelenggarakan program pemberdayaan perempuan, seperti pelatihan keterampilan, seminar kesehatan, dan ruang diskusi, masjid akan memberi mereka platform untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.

Anak-anak juga perlu dilibatkan secara aktif. Mengadakan kelas-kelas pengajian yang menyenangkan, kegiatan ekstrakurikuler, dan lomba-lomba yang menarik dapat membangun kecintaan mereka terhadap masjid dan ajaran Islam. Melalui pendekatan yang menarik, kita tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemandirian dan kepemimpinan sejak dini.

Selain program pendidikan, DMI juga dapat mengambil inisiatif dalam kegiatan sosial kemanusiaan. Mengorganisir bakti sosial, donor darah, atau bantuan bagi mereka yang terdampak bencana bisa memperkuat solidaritas antarwarga. Dalam hal ini, masjid berperan sebagai jembatan yang menghubungkan individu dengan masyarakat luas, menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab sosial yang lebih besar.

Penting untuk diingat bahwa keberhasilan DMI tidak hanya ditentukan oleh visi dan program yang dijalankan, tetapi juga oleh kepemimpinan yang inspiratif. Para pengurus harus menjadi teladan dalam akhlak dan perilaku, serta mampu memotivasi dan menggerakkan jamaah. Komunikasi yang baik dan keterbukaan terhadap masukan dari masyarakat akan membangun kepercayaan yang kuat, sehingga setiap langkah yang diambil dapat diterima dan didukung oleh seluruh anggota komunitas.

Dalam konteks tantangan globalisasi, masjid dapat menjadi benteng pertahanan terhadap arus budaya asing yang mungkin merusak nilai-nilai moral dan spiritual. Dengan menguatkan peran masjid sebagai pusat pembelajaran, DMI dapat membentuk generasi yang tidak hanya paham agama, tetapi juga memiliki wawasan yang luas. Oleh karena itu, pelatihan bagi para pengurus masjid dan pengembangan kurikulum pendidikan di masjid sangat diperlukan.

DMI juga harus mengedepankan komunikasi yang baik dengan semua elemen masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program akan menciptakan rasa memiliki yang kuat terhadap masjid. Ini penting untuk menghindari apatisme dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam kegiatan keagamaan.

Salah satu tantangan terbesar adalah membangun semangat toleransi dan kerja sama antarumat beragama. Di Sulawesi Barat yang kaya akan keragaman, DMI harus dapat memposisikan masjid sebagai tempat dialog dan kerukunan. Melalui kegiatan lintas agama, DMI bisa menunjukkan bahwa masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol persatuan dan perdamaian.

Dengan kepemimpinan yang baru, DMI Sulawesi Barat memiliki peluang emas untuk merevitalisasi peran masjid dalam kehidupan sehari-hari. Melalui visi yang jelas dan kerja keras, DMI dapat menjadi pilar kebangkitan spiritual yang membawa perubahan positif bagi masyarakat. Semoga dengan langkah-langkah yang tepat, masjid-masjid di Sulawesi Barat akan semakin menjadi sumber inspirasi, pendidikan, dan solidaritas bagi semua.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *