UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAMUJU

Unggul Berbasis Ecodesign

(The Social Entrepreneurship University)

Pendidikan Puasa dan Perubahan Sosial

Bulan Ramadan kembali menyapa semua umat manusia di berbagai penjuru dunia. Di bulan berlimpah pahala ini, setiap muslim diwajibkan menunaikan ibadah puasa. Sebuah ibadah yang menuntut untuk menahan diri dari makan, minum, dan semua perbuatan buruk yang dapat merusak nilai puasa itu.

Hal ini wajib ditunaikan selama satu bulan penuh. Selain itu, bulan puasa juga akan memberikan banyak pelajaran pada setiap insan yang mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Momentum ibadah puasa tahun ini harus memberikan efek positif bagi semua orang yang menjalankannya. Namun perlu diingat, ibadah puasa pada tahun ini terasa akan lebih berat karena masih berada dalam suhu politik yang memanas pasca pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden. Kita berharap semoga ibadah puasa tahun ini bisa memberikan ruh kesegaran spiritual baru bagi setiap warga negara yang mendambakan Indonesia sebagai negara yang damai dan berkemajuan. Selain ibadah puasa menjadi ibadah ritual, tentu juga memiliki banyak makna kebaikan dalam pelbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah ibadah puasa mengandung nilai pendidikan bagi setiap pelakunya untuk menjadi manusia yang saleh sosial. Pertama, pendidikan kejujuran. Bagi setiap orang beriman yang menunaikan ibadah puasa akan dituntut untuk bersikap jujur. Bagi shaimun, dalam kondisi apapun ia wajib mendidik dirinya untuk tidak melanggar perintah dan larangan selama berpuasa. Saat sedang berpuasa kita dilarang makan dan minum, maka dalam kondisi apapun perkara yang merusak nilai ibadah puasa harus ditahan, baik ketika berada dalam kesendirian maupun dalam kondisi ramai. Nilai kejujuran menjadi modal besar bagi setiap insan yang diharapkan dapat dibiasakan dalam kehidupan berbagsa dan bernegara yang terasa semakin hari semakin langka. Kedua, pendidikan disiplin. Puasa juga mengajarkan kita tentang kedisiplinan. Hal ini terlihat bagi setiap orang yang menunaikan ibadah puasa dituntut menjaga kedisiplinan waktu. Memulai puasa dengan sahur dan mengakhirinya dengan berbuka merupakan amalan yang terikat dengan waktu. Semua amalan dalam Ramadan diatur dengan aturan yang tidak boleh dilanggar. Sebab apabila terlanggar, maka ibadah puasa akan batal dan itu berarti hanya akan menghasilkan sebuah kerugian dan kemubaziran amal. Dalam kehidupan kita, sering terjadi hal yang merugikan karena kita tidak disiplin. Misalnya terlambat masuk sekolah karena tidak disiplin waktu sehingga mendapatkan hukuman. Terlambat menuju bandara sehingga ketinggalam pesawat, padahal jadwal sudah tertera dengan jelas, yang akhirnya mengalami kerugian biaya. Tidak disiplin dalam berlalu lintas sehingga terjadi ke
celakaan yang kerugiannya bukan hanya kerugian materi, tetapi juga menimbulkan korban jiwa. Karena itu, harapan besar bagi setiap insan yang berpuasa untuk dapat menanamkan nilai kedisiplinan pada setiap waktu dan tempat. Ketiga, pendidikan kesabaran. Nilai pendidikan selanjutnya yang dapat diperoleh dari ibadah puasa adalah kesabaran untuk menahan diri dari berbagai cobaan yang dapat merusak nilai puasa atau yang dapat membatalkan puasa itu sendiri. Banyak orang berpuasa, tapi hanya mendapatkan dua hal, yakni hanya haus dan lapar. Dia gagal memperoleh nilai spritual ibadah puasa karena ketidakmampuan dirinya untuk bersabar dalam hal menjaga kualitas puasa. Banyak yang mampu menahan diri dari makan dan minum, tetapi tidak mampu bersabar dalam mengedalikan diri untuk tidak mencela, merendahkan dan menghina sesama. Begitu pula dalam kehidupan rumah tangga, banyak perceraian terjadi disebabkan karena tidak memiliki rasa kesabran dalam hal menyikapi setiap masalah yang dihadapi. Suami merasa paling benar sendiri dan istri juga tidak mau kalah sehingga yang terjadi adalah pertengkaran yang akhirnya berujung pada perceraian yang dibenci Tuhan. Tentu dampak kerugiannya bukan han
ya mereka berdua, masa depan anak menjadi suram. Keempat, pendidikan sosial. Dalam berpuasa dimulai dari terbit fajar sampai datangnya waktu magrib. Selama itu kita tidak boleh makan dan minum. Kita akan merasa begitu beratnya bila panas matahari dan tidak ada sesuap nasi dan segelas air untuk menghilangkan rasa lapar dan haus sepanjng hari. Hal inilah yang akan memunculkan sikap sosial. Peka terhadap sesama juga bagian dari pendidikan berpuasa. Kita wajib membantu, menolong dan menyantuni orang yang kesusahan sehingga di akhir Ramadan kesempurnaan berpuasa akan ditutup dengan adanya syariat untuk menunaikan ibadah zakat fitri. Di dalamnya terdapat pelajaran kepedulian dengan sesama makhluk sosial. Mengikuti Ali Shariati, “kalau saja golongan spiritual dan intelektual menyadari makna pendidikan agamanya, maka perjuangan untuk menciptakan perubahan sosial pasti akan berhasil”. Melalui internalisasi pendidikan puasa dalam kehidupan sehari-hari, kita berharap akan lahir manusia-manusia yang saleh dalam kehidupan spiritual dan unggul dalam kehidupan sosial. Selamat menunaikan ibadah puasa.

(Sumber : Furqan Mawardi)

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

2 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *