Universitas Muhammadiyah Mamuju

Unggul Berbasis Ecodesign (The Social Entrepreneurship University)

TAHUN POLITIK, TAHUN PENUH KEBAIKAN?

Furqan Mawardi

Memasuki bulan-bulan menjelang perhelatan akbar Politik tahun 2024, Tiba-tiba disekitar lingkungan kita berubah dan dipenuhi dengan orang baik. Ketika sedang dirumah tiba-tiba dikunjungi orang yang mengaku teman atau saudara, dijalan tiba-tiba diberi senyum dan sapa tapa kita kenal. Bahkan tidak sedikit yang memberikan hadiah, baju, uang serta sembako. Demikian juga bermunculan beragam baliho yang terpasang hampir di setiap tempat srategis dengan penampakan aurah yang penuh kebaikan. Tentu sebagai manusia biasa, kita sangat senang apabila disekitar kita dipenuhi oleh orang baik.  Makin banyak orang baik tentu akan menjadikan hidup ini lebih indah nyaman. Pemimpin yang baik, tentu akan memikirkan nasib dan kesejahteraan rakyatnya daripada kepetingan pribadi, partai dan golongannya. Pemimpin yang baik, mustahil ia akan korupsi, karena dia paham betul bahwa perbuatan korupsi merupakan perbuatan jahat yang sangat merugikan.

Wakil rakyat yang baik, tentu akan tampil sebagai garda terdepan menjadi pembela kepentingan rakyat. Bukan hanya kepentingan partai atau kepentingan satu kelompok saja. Wakil rakyat yang baik, ia tidak pandai menyebar janji dan terus berjanji tanpa pernah terbukti. Justru sebaliknya wakil rakyat yang baik,  yang dilakukan adalah pembuktian demi pembuktian  tanpa perlu banyak berjanji.

Karena dia sudah memahami terkait masalah rakyat dan seperti apa yang mesti dilakukan. Namun yang ironi adalah seringnya wakil rakyat tidak memahami seperti apa fungsi dan apa yang mesti dilakukan sebagai wakil rakyat. Ini tentu tidak termasuk kategori anggota dewan yang baik. Pengusaha yang baik, tentu tidak hanya memikirkan bagaimana mendapatakan keuntungan yang banyak, namun bagaimana keuntungan yang diperoleh memeliki dampak positif terhadap kebaikan orang banyak.

Pablik figur yang baik, ia akan tampil sebagai seorang yang dapat dicontoh dan diteladani. Segala gerak geriknya selalu ia pikirkan bagaimana dampaknya untuk kalangan masyarakat. Seorang pablik pigur yang baik, tidak hanya menonjolkan kelebihan fisiknya supaya mendapatkan banyak pujian  dan keuntungan. Namun ia menyadari bahwa menjadi orang terkenal memiliki tanggung jawab moril, supaya para  fansnya dapat memperoleh kebaikan dari setiap penampilannya.

Pedagang yang baik dan jujur tentu sangat kita rindukan. Makin banyak pedagang yang jujur dan baik, makin senang kita untuk berbelanja. Namun kenyataannya, justru sering kita temui adalah pedagang yang culas dan penuh  kecurangan. Hanya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih, mereka rela membohongi para pelanggannya dengan berbaga cara. Buah yang sudah busuk dikatakan masih bagus. Barang asli ternyata palsu. Pedagang di dunia on line pun demikian. Antara barang yang dipesan dan barang yang datang seringnya berbeda. Sehingga konsumenlah yang sering mendapatkan kerugiannya.

Demikianlah apabila kita berada di lingkungan orang-orang baik,tentu akan terasa nyaman dan menyenangkan. Lantas kenapa fenomena menjelang pemilu, orang baik terkadang makin banyak dan cenderung meningkat? bermunculan bagai jamur di musim hujan. Lantas  apa hubungan antara pemilu dengan hadirnya orang-orang baik?

Tahun Penuh Kebaikan

Menjelang perhelatan Akbar pemilu tahun 2024. Kita akan menyaksikan berbagai kegiatan yang penuh suasana kebaikan. Di jalan kita berjumpa orang yang banyak memberikan senyuman tanpa kita kenal siapa dia. Membagi baju kaos, uang, sembako secara gratis dan cuma-cuma. Mengadakan pertemuan yang dipenuhi banyak macam makanan, plus dengan uang saku. Mengadakan piknik gratis satu RT dan bahkan satu kampung, dan berbagai kegiatan menyenangkan lainnya.

Pokoknya ditahun  ini dan beberapa bulan kedepan, akan banyak rezeki gratis dan pemberian secara cuma-cuma dari orang-orang yang sepertinya juga kita kurang kenal. Bukan teman namun sok akrab, bukan satu daerah, namun mengaku satu suku, bukan keluarga namun mengaku punya hubungan keluarga. Pada tahun ini dan beberapa bulan kedepan suasana ini yang akan banyak kita jumpai.

Apabila ditinjau dari perspektif kebaikan dan suasana batin, tentu ini sebuah hal yang menyenangkan. Bagaimana tidak kita dikelilingi oleh banyak orang-orang yang baik. Namun yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah munculnya orang-orang baik ini merupakan prilaku asli atau  prilaku jelmaan yang hanya muncul menjelang perhelatan pemilu lima tahun sekali?

Kenapa orang-orang baik ini hanya muncul menjelang perhelatan tahun politik saja atau ketika menjelang pemilihan umum.? Prilaku baiknya seakan seperti buah yang hanya hadir ketika musimnya saja.  Ketika tidak musim pemilu, kebaikannya  menghilang entah kemana, hilang tanpa jejak, bagaikan ditelan bumi.

Politik Otentik atau Politik Lipstik?

Inilah ironi kontestasi politik di negeri kita. Para calon pemimpin, Mulai calon Presiden, Gubernur, walikota dan Bupati, serta calon anggota legislatif berbondong-bondong berubah diri menjadi orang-orang yang  baik. Menjelang perhelatan akbar pemilihan umum.

Sebagai warga negara yang memiliki hak pilih, wajib  cerdas untuk dapat membaca fenomena seperti ini.  Kita mesti mampu memilah calon pemimpin,  calon wakil rakyat yang kebaikannya betul-betul asli, otentik dan bukan hanya lipstik.

Kebaikan yang muncul musiman itu biasanya hanya lipstik saja. Hanya pembungkus supaya dapat menarik hati masyarakat sehingga mau memilihnya menjadi pemimpin. Memilihnya menjadi presiden, menjadi gubernur, Bupati dan atau memilihnya menjadi anggota legislatif. Berbagai jurus akan bermunculan menjelang perhelatan hari pemilihan. Termasuklah dengan mengubah wujud menjadi “manusia-manusia yang baik”

Kita seringnya terbuai dengan janji dan harapan palsu. Berjanji akan mensejahterakan rakyat, namun realitanya yang sejahtera hanya diri, keluarga dan kelompoknya saja. Berjanji akan membela yang lemah, namun faktanya yang dibela justru yang kuat dan yang mampu bayar.  Inilah para politikus kelas lipstik yang mustahil dapat memajukan daerah, bangsa dan negaranya. Jangan lagi memilih pemimpin yang kelas lipstik seperti ini, yakni yang hanya tampil seperti orang hebat menjelang momentum pemilihan.  Datang menyapa rakyat ketika hendak dipilih lagi. Akting menjadi orang baik kembali dipertontonkan. Membagi berbagai bantuan berupa  makanan, kebutuhan masyarakat dan berbagai barang materi lainnya. Tidak lupa amplop yang berisi beberapa lembar rupiah sekaligus gambar dirinya sebagai penyempurna “kebaikannya”.

Bagi yang menjadi pemimpin dengan menggunakan cara-cara kotor seperti itu, yakinlah dia tidak bisa bekerja secara benar. Program utama ketika sudah terpilih adalah, bagaimana modal yang selama ini dia keluarkan bisa kembali. Menggunakanlah berbagai macam cara supaya dapat keuntungan dari setiap kebijakan yang diputuskan.

Tidak ada lagi istilah membela kepentingan rakyat, yang terpenting bagaimana dapat menggarong uang negara sebanyak-banyaknya. Jurus aji mumpung dipraktekkan, mumpung menjadi pejabat dan memiliki kekuasaan serta kesempatan. Sehingga digunakanlah untuk memperoleh fulus sebanyak-banyaknya. Urusan rakyat nanti biar menjelang pemilihan lagi baru turun untuk menyapa.

Sudah saatnya seluruh rakyat menjadi pemilih yang cerdas dan pintar. Menggunakan nalar sehat dan nurani yang jernih dalam menentukan pemimpin masa depan. Pemimpin yang kebaikannya otentik, yang memiliki kapasitas, kualitas, spiritualitas sekaligus intelektualitas yang berkelas. Pemimpin yang otentik lah, yang memiliki harapan untuk mampu membawa bangsa Indonesia menggapai kejayaan dan mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya.

Hanya pemimpin otentik yang akan bekerja secara otentik dan juga menghasilkan pula kerja-kerja yang otentik. Dalam bekerja, ia jauh dari pencitraan, jauh dari kebohongan, serta jauh dari kecurangan. Pemimpin yang otentik yakni pemimpin yang betul-betul tulus memperjuangkan rakyat, memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Kabaikannya tulus, murni untuk kemaslahatan bangsa, kemakmuran yang merata, dan keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *